Saturday, October 8, 2011

Untung saja!

Jendela di tepi ruang tamu masih aku biarkan terbuka.
Sengaja. Biar jemari lembut udara luar bisa menyentuh pipiku.
Biar angka-angka hasil ujian di sekolah hari ini terbang meninggalkan kepalaku, paling tidak sementara. Batinku.
Tunggu, suara kaki melangkah ada di depan situ!
Gerakan reflek kakiku membawa aku pergi. Meninggalkan pinggiran bingkai jendela.
Kecil-kecil aku mencoba melihat ke jalan depan.
Baru saja.
Sepasang mata hitam itu menemukan aku.
Pandanganku menabrak dia.
Tidak. Dia tidak terjatuh.
Tapi aku. Aku yang tenggelam. Tenggelam jauh di matanya.
***
Permukaan pintu rumahku tersentuh. Terketuk, dan bersuara.
Pemilik mata hitam tadi, datang.
Ah! Pantas saja aku sampai tenggelam.
Aku mengenalnya. Aku pernah jatuh karena dia.
Jatuh cinta.
***
Untung saja, aku biarkan jendela itu terbuka!

No comments:

Post a Comment