Wednesday, October 12, 2011

Ini hal yang dia minta? Enak saja.

Hujan? Benar, ini benar-benar hujan.
Aku harus bagaimana sekarang?
Pulang. Seharusnya aku pulang.
Tentu, rumah yang harusnya aku tuju.
Tapi, bukankah rumah harusnya jadi tempatmu mendekam.
Menghindar dari segala yang mengejar.
Melepas setiap yang kiranya merampas.
Berselimut di hari hujan?
Dan semua bukan ini mengartikan bukan rumah yang aku punyai sekarang.
Apakah itu, tempatku mendingin tanpa kata-kata, yang disebut rumah?
Apakah itu, di mana daun telingaku memerah atas marah, pantas aku sebut rumah?
Apakah itu, papan asaku berhenti di tengah perjalanan tanpa ada yang menghubungkan, adalah dikata rumah?
Bukankah, harusnya bukan aku kembali ke sana?
***
Snap! Bel penghenti jam belajar usai menyanyikan lelagunya.
Tulis yang aku benci topik dan akarnya ini bisa aku kembalikan ke Bapak Budi.
Enak saja, dia pikir sampah apa yang dia minta?
***
Ibu, aku lapar. Masak apa hari ini?

No comments:

Post a Comment