Sunday, December 16, 2012

Thursday, October 18, 2012

Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do, I still feel you here till the moment I’m gone.
You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much, than to drown in your love and not feel your rain.
Set me free, leave me be.
I don’t want to fall another moment into your gravity.
Here I am, and I’m stand so tall.
Just the way I’m supposed to be.
But you’re on to me, and all over me.
***
Kamu tahu, sudah berapa kali saya bangun dinding tinggi?
Saya sendiri tidak tahu, tapi beberapa di antaranya roboh olehmu.
Kamu tahu, setiap dindingnya mampu bertahan berapa lama?
Saya sendiri tidak tahu, tapi lebih cepat dari pekerjaan sekilo rayap yang menyerbu lemari kayu.

Teruntuk kamu, teruntuk Biru.

Kamu percaya, akan takdir?
Saya iya, Ru.
Saya percaya kamu adalah takdir yang ditulis dengan baik oleh Tuhan di linimasa hidup saya.
Maksud saya, kamu sebagai takdir saya bukan berarti kamu yang ada di akhir cerita, bukan?
Kamu ada di dalamnya, merupakan salah satu takdir yang digariskan Tuhan.
Maka, berjanjilah untuk tetap di sini, Ru.
Paling tidak, pada masa ini.
Karena tidak pernah ada janji, pun dari saya sendiri.
Yang bilang kamu akan terus jadi Biru yang saya miliki sendiri.
Yang bilang namamu tidak akan terganti.
Bukankah mimpi adalah sebuah keharusan?
Lalu kenapa kami sering ditertawakan?

Mimpi kami tinggi, mimpi kami sendiri.
Mimpi kami tinggi, kami kejar sendiri.

Mimpi kami tinggi, nanti-nanti kalau mendapati kami lagi.
Kami sudah beriringan dengan mimpi-mimpi.

Friday, September 28, 2012

Sunday, September 23, 2012

Monday, September 17, 2012

Dengar Biru, ini kamu. Biru punyaku.

Birumu itu punya saya.
Tidak peduli yang lain menjadikan kamu marun. Atau malah jingganya?
Dan mengurungkan rasi bintang untukmu.

Kamu Biru itu punya saya.
Tetap tidak peduli, meski yang lain menjadikan kamu palet penuh warna. Asal bukan biru.
Dan tidak membingkai langit yang masih biru berjumput awan untuknya sendiri.

Selama Biru masih kamu.
Biru saya simpan sendiri, tidak ingin saya bagi.

Friday, September 14, 2012

Di sini gelap, aku tidak suka.

You, when you remember me.
And before you set me free.
Oh, listen please.
Somebody wants you.
Somebody needs you.
Somebody dreams about you every single night.
Somebody can't breathe without you, it's lonely.
Somebody hopes that someday you will see.
That somebody's me.



Halo, kamu.
Baik-baik saja, bukan? Aku tidak, dengan ketiadaan kamu di sini.
Dengar, dengar. Aku punya kabar.
Kamu ingin tahu? Benar-benar ingin dengar?
Dengar, dengar.
Pernahkah kamu mendengar tentang candu?
Bukan, bukan. Bukan candu serupa hisapan segulung tembakau tua.
Candu sepertimu.
Pernahkah juga kamu tahu, ada seorang di dalam gelap sana merindumu?
Bukan kuasanya menahan rindu, tidak juga memilih gambar mana yang bakal muncul dalam tidurnya.
Pernahkah kamu tahu, ada seorang dalam gelap sana mencandumu?
Seperti manusia mencandu udara. Yang mau tak mau, perlu dihelanya.
Percayalah, ini bukan kabar yang diterbangkan udara lewat kepak para burung.
-
Jadi, bisa keluarkan aku dari tempat ini? Di sini gelap, aku tidak suka.

Thursday, September 13, 2012

Halo, Biru!
Iya, kamu yang di sana itu.

Thursday, September 6, 2012

Biru, dan Saya itu punya jumlah huruf dan fonem yang sama.

Lebih lama lagi. Bisa?

Jadi di sini cerita dimulai.

Menemukan Biru.
Mengerti, meski, setitik Biru.
Menemukan nama Biru.
Sudah mengerti, beberapa titik, Biru.
Berjarak.

Dan saya tidak ingin cerita berhenti di sini.

Inginnya lebih lama.
Lebih lama lagi.
Sedang tidak baik-baik saja.
-
Lebih dari itu, saya rindu Biru.

Friday, August 24, 2012

Mimpiku, mimpimu adalah satu.

Mimpiku, mimpimu adalah satu.
Punya kesamaan waktu, dan diruntuhi langit yang satu.

Mimpiku, mimpimu adalah satu.
Menyumbukan kata yang menjadi padu.

Mimpiku, mimpimu adalah satu.
Saling bertemu, dan mencandu.

Mimpiku, mimpimu adalah satu.
Berlindung pada kapsula rindu, yang sama-sama telah kita ramu.

Mimpiku, mimpimu adalah satu.
Menggenggam tangan, mendendengakan nyanyian merdu.

Bila mimpiku, mimpimu adalah satu.
Maka kini tunjukkan rupamu, buat aku menjadi senja bagimu.
Aku, kamu.
Iya, kita. Seirama.

Thursday, August 23, 2012

Lalu, bisa saya sebut apa kamu?
Kamu ialah langit paling rendah, yang terdalam pada lapisan tanah.
Sepi, serupa huru-hara paling ramai.
Jadi, bisakah bungkamkan saja sepi dan tembangkan kalimat ke telinga saya?


Gara-gara sepi saya merindu.

Tuesday, August 14, 2012

Merindukan kamu, bukan sebuah kesalahan, bukan?
Karena bila merindu adalah kesalahan, saya tengah terjaga dalam bui sekarang.

-

Kalimat saya terhenti di sini, rindu terlalu besar untuk saya lawan.
Bukankah benar, bahwa untuk menemukan saya, kamu perlu melewati lebih dari dua windu masa hidupmu? Lalu bukankah lebih baik, kamu tetap di sini dan tidak lagi menunggu lama untuk bertemu yang lain?

Monday, August 13, 2012

Aku ini ada di dalam Kamu.
Lalu apa jadinya aku, bila kamu pergi begitu saja? Tanpa membawa aku.

Nah. Saya tahu, apa yang salah dari ini semua.

Keputusan kamu. Keputusan kamu untuk tidak menunggu lebih lama, dan membantu saya melangkah perlahan.
Saya tahu benar, saya akan bisa jadi transparan, bila saya punya sandaran pada seseorang.
Saya tidak transparan terhadap kamu? Belum, mungkin.
Saya belum bersandar ke kamu, sampai akhirnya saya jatuh terlebih dulu.

Doh( ._.)/| Simple Plan, I can wait forever |

You look so beautiful today
When you're sitting there it's hard for me to look away
So i try to find the words that i could say
I know distance doesn't matter but you feel so far away
And I can't lie
Every time I leave my heart turns gray
And I wanna come back home to see your face tonight
Cause I just can't take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But I can wait
I can wait forever
When you call my heart stops beating
When you're gone it won't stop bleeding
But I can wait
I can wait forever

You look so beautiful today
It's like every time I turn around I see your face
The thing I miss the most is waking up next to you
When I look into your eyes
Man, I wish that I could stay and I can't lie
Every time I leave my heart turns gray
And I wanna come back home to see your face tonight
Cause I just can't take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But I can wait
I can wait forever
When you call my heart stops beating
When you're gone it won't stop bleeding
But I can wait
I can wait forever

I know it feels like forever
I guess that's just the price I gotta pay
But when I come back home to feel your touch
Makes it better
Until that day
There's nothing else that I can do
And I just can't take it
I just can't take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But i can wait
I can wait forever
When you call my heart stops beating
When you're gone it won't stop bleeding
But I can wait
I can wait forever
I can wait forever
I can wait forever

Sunday, August 12, 2012

Saya rindu. Benar saya rindu.
Biar saja, kalau saya dibilang tidak jujur. Toh yang mengerti perasaan saya ini, saya sendiri.
Bukan yang pernah tau, bahwa kangen lebih jujur dari rindu. Bukan juga kamu.

Friday, August 3, 2012

Sebagian hidupmu kenapa? Baik-baik saja? Tidak, tidak baik-baik saja. Benar, bukan? Lalu ada apa? Bukan lakuku, bukan, yang memperburuknya?

Saturday, July 28, 2012

28.7.12

Atau, semua ini karma atas kesan pertama yang kikuk? Dan pada seluruh cerita, hanya pada kata yang lepas dari gugup.
Lagi-lagi yang muncul adalah perasaan-tidak-tahu-harus-berbuat-apa. Saya gugup, asal kamu tahu. Ingin saya, saya mampu membalikkan kepala dan membalas sapa.

Friday, July 27, 2012

Hari akan terlihat baik, bila setiapnya mata saya mendapat bentuk Biru. Tapi tidak, bila sikap Biru tetap membuat saya jadi biru.
"Kamu tahu?" "Apa?" "Aku ketakutan, waktu kamu tiba-tiba datang." "Aku tahu." "Lalu?" "Pura-pura tidak tahu."

Thursday, July 26, 2012

"Hei, jangan berlaku seperti kamu tidak pernah peduli seperti itu!"
"Aku panggil kamu Biru saja, ya?" "Kenapa Biru?" "Karena kamu, dulu pernah lebih mengagungkan Biru dibanding abu." "Hanya karena itu?" "Tidak, karena inisial B dari Biru akan sama dengan nama tengahmu."

Wednesday, July 25, 2012

Boleh tidak, kalau saya berharap atas "When you think
about someone alot; It's because that
individual was thinking about you first." pada kenyataan yang kadang tabu untuk diharapkan?
Konspirasi macam apa yang tengah dikerjakan semesta? Setiap satu di kiri-kanan saya seperti begitu mudah menemukan bentuk Biru pada layarnya. Sedang saya? Sebesar apapun inginnya, tidak juga saya mendapati dia ada dekat saya. Dan sebaliknya. Tidak muncul pertanda apa juga, tiba-tiba tiba dia di ujung mata saya.

Friday, July 13, 2012

Untuk kamu. Suatu saat nanti, bila kamu yang saya tuju mampu mencapai tulisan ini.

Suatu saat nanti, bila kamu yang saya tuju mampu mencapai tulisan ini.

Pernahkah terlintas di pucuk kepalamu, alasan bagimu hilang dari jangkauan saya?

Suatu saat nanti, bila kamu yang saya tuju mampu mencapai tulisan ini.

Pernahkah terlintas di pucuk kepalamu, bagaimana bentuk hati saya setelah kehilangan kontak atas kamu?

Suatu saat nanti, bila kamu yang saya tuju mampu mencapai tulisan ini.

Pernahkah terlintas di pucuk kepalamu, apa yang terjadi kepada saya bila tidak ada lagi arah sepertimu yang mampu saya tuju?

Suatu saat nanti, bila kamu yang saya tuju mampu mencapai tulisan ini.

Satu, beri saya satu alasan atas apa yang terjadi pada saya dengan atau tanpa hilangnya kamu dari jangkauan saya. Atas tingginya intensitas munculnya gambaran atasmu di dalam kepala saya.



Padahal, tak secuil jari pun pernah saling bertaut.

"Seorang anak yang memiliki kedekatan hubungan dengan ayahnya, akan memiliki emosi yang lebih stabil saat dewasa nanti. Akan lebih siap dalam menghadapi tekanan hidup. Dan, khususnya untuk anak perempuan, ada banyak hal yang bisa mereka dapatkan dari ayah mereka, mereka mempelajari pria dari mengamati ayah mereka, dan mendapatkan rasa percaya diri dari bagaimana ayah mereka memperlakukan mereka. Penting bagi mereka untuk merasa dicintai ayah mereka." -Dahlian. Promises, promises. 307.

Tidak pernah secuil jari pun saling bertaut, lalu bagaimana rindu dan cemburu mampu memburu?

Saturday, June 23, 2012

Saya mengerti. Ini semua benar salah saya. Tapi tolong, jangan patahkan hati saya menjadi keping lebih kecil. Bukan maksud saya untuk mengabaikan lakumu. Bukan maksud saya untuk meninggalkan sediamu.
Saya tidak tahu ini semua apa. Entah buntalan rindu atau sisa harapan. Yang saya mengerti, saya tidak suka dengan keberadaan status sent pada konversasi pada layar.

Maaf. Saya tidak pernah benar-benar mau mengabaikan segala lakumu. Benar-benar tidak.

Kembali, ya?
Semesta seperti tengah berkonspirasi untuk menjungkirbalikkan perasaan saya.

Friday, June 22, 2012

Aku bukannya tidak peduli. Aku cuma tidak mau peduli. Karena menjadi terlalu peduli itu melukai. Terlebih bila yang kejatuhan peduli itu sedikitpun tidak mengerti.

Saya hanya tidak boleh terlalu berharap. Bahkan setitikpun.

Nya, itu milik saya.

Jantungnya kerap berdenyut cepat. Begitu pula pada pipinya yang menghangat dan merona. Hal apa coba yang baru ia alami?

22.06.12

Apa yang sedang terjadi, bila harimu baik-baik saja. Laku para lakon pentas hari ini menyenangkanmu. Tapi tetap ada yang salah dan mengganjal perasaanmu? Apa ada kesalahan pada apa yang sudah digariskan Tuhan? Tidak, tidak. Tuhan tidak pernah salah. Lalu?
Tidak memaksakan diri bukan
berarti menjadi tidak peduli, bukan? Karena tidak dipedulikan itu menimbulkan luka dalam. Sakit.

Monday, June 18, 2012

Terlalu banyak kamu tersebut di tempat ini. Tapi sungguh, saya kehilangan pegangan. Siapa subjek-subjek kamu ini, benarnya?
How can I love when I'm afraid to fall?

Saturday, June 9, 2012

If happy ever after did exist.

If Happy Ever After did exist, I would still be holding you like this.
All those fairy tales are full of shit.
One more stupid love song, I'll be sick.


Maroon5's.

Ini, cermin.

Coba berkaca.
Tanpa kamu berpolah, tidak satu pun pihak membuka mata dan mengulurkan jari untuk kamu.
Kata-katamu. Bahkan kata-katamu.
Menyedihkan.

Worst.

Sekarang saya mengerti. Tempat ini bukan hal yang saya pilih untuk membuang ceritera. Saya hanya tidak punya tempat lain.

Monday, May 28, 2012

Hal apa itu, bila kamu mendapat ingatan tentang kamu dan seseorang? Sekedar diingatkan akan apa yang pernah terlewati, atau apa?

Heh, kamu sendiri harusnya lupa!

"Sudah lama, seharusnya kamu bisa lupa. Kalau orang yang tidak bisa kamu lupa saja tidak bisa meninggalkan hidup lamanya."
"Kalau dia saja bisa begitu, kenapa aku tidak? Biar dia meninggalkan hidupnya yang lama dulu, agar aku tidak perlu melewati dia juga."

Dulu, pernah ada yang meminta jawaban ini ke aku.

"Kalau sesuatu terjadi pada hatimu, dan kamu menolak untuk membaginya ke yang lain, coba buka selembar yang baru dan tuliskan di sana. Mungkin mampu mengangkat berat perasaanmu."

Sunday, May 27, 2012

"Sincerely, perhaps still yours."

:|

Wednesday, May 23, 2012

Pernah tidak?

Pernah tidak, setiap apa yang ada pada saya melintas di ingatanmu?
Pernah tidak, apa yang saya buat, membuat berantakan isi kepala dan hatimu?
Pernah tidak, sekali saja, pundungmu itu atas saya?
Pernah tidak, perilaku saya mendapat jatah senyum punyamu?
Pernah tidak, ingin menyeimbangkan saya, waktu berkali-kali saya kehilangan keseimbangan?
Pernah tidak, kamu meledak marah, kalau saya mendekat ke hal buruk?
Pernah tidak, paling tidak hal di dalam perasaanmu mau menghapus gelap, sedih yang ada pada saya?
Pernah tidak?

Saya bukan mau meledak, mau sembunyi saja.

Saya mau sembunyi saja. Perasaan tidak enak, lagi-lagi muncul lagi. Yang saya butuhkan, teman saya yang satu itu. Tapi entah ada apa di dalam kepalanya. Yang dulu hilang.

Saturday, May 19, 2012

Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih.

Friday, 18th of May 2012. Grand Pacific Hall. 19:30-22:30. Sheila On 7's 16th Anniversary, 3on3 concert.
Sheila On 7. Sheila On 7!

Tuesday, May 15, 2012

Tangan saya berantakan hari ini.

Friday, May 11, 2012

Nah, kan. Lagi-lagi harapan saya yang dipupuskan. Ini namanya, belum berdiri sudah diinjak lagi.

The Smith's.

Good times for a change.
See, the luck I've had.
Can make a good man turn bad.

So please, please, please.
Let me, let me, let me.
Let me get what I want this time.

Haven't had a dream in a long time.
See, the life I've had.
Can make a good man bad.

So for once in my life.
Let me get what I want,
Lord knows, it would be the first
time.
Lord knows, it would be the first
time.
Fyi, teman baru itu tidak selalu dari yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Tidak tahu.

Tahu, tidak, bagaimana rasanya masih ada yang mengganjal habis membuang nafas panjang-panjang? Sesak.

I got the jetlaggedheart.

The jetlagged.
What time is it where you are?
I miss you more than anything.
Back at home you feel so far.
Waitin' for the phone to ring.
It's gettin’ lonely livin’ upside down.
I don't even wanna be in this town.
Tryin' to figure out the time zones makin' me crazy.

You say good morning.
When it's midnight.
Going out of my head.
Alone in this bed.
I wake up to your sunset.
And it's driving me mad.
I miss you so bad.
And my heart, heart, heart is so jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.

What time is it where you are?
Five more days and I'll be home.
I keep your picture in my car.
I hate the thought of you alone.
I've been keepin' busy all the time.
Just to try to keep you off my mind.
Tryin' to figure out the time zones
makin’ me crazy.

You say good morning.
When it's midnight.
Going out of my head.
Alone in this bed.
I wake up to your sunset.
And it's drivin' me mad.
I miss you so bad,
And my heart, heart, heart is so
jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.
Is so jet lagged,

I miss you so bad.
I miss you so bad.
I miss you so bad.
I miss you so bad.
I miss you so bad.
I wanna share your horizon.
I miss you so bad.
And see the same sunrising.
I miss you so bad.
Turn the hour hand back to when
you were holding me.
You say good morning.
When it's midnight.
Going out of my head.
Alone in this bed.
I wake up to your sunset.
And it's drivin' me mad.
I miss when you say good morning.
But it's midnight.
Going out of my head.
Alone in this bed.
I wake up to your sunset.
And it's drivin' me mad.
I miss you so bad.
And my heart, heart, heart is so
jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.
Heart, heart, heart is so jetlagged.
Is so jetlagged.
Is so jetlagged.




Ps, Simple Plan's Jet Lag.

Thursday, May 10, 2012

Saya, yang keterlaluan naifnya. Harapan yang saya pupuk dalam-dalam kelewat besar, kelewat peka.

Mungkin, memang.

Mungkin iri. Atau mungkin bukan mungkin. Memang.
Saya seperti tidak rela, tidak hanya satu-dua di sekitar saya yang punya pegangan. Punya satu paket jemari dengan hatinya, yang dijadikan teman berpegang tangan.
Tapi benar, benar-benar saya tidak dalam fase berharap.
Atau tidak.
Atau mungkin bukan mungkin. Memang.

Sunday, May 6, 2012

Saya bisa lega. Setelah memuntahkan kata-kata.

Akopi.

A means no. Kopi, coffee.

Sakit.

Tawa yang tidak terdengar suaranya itu lucu. Tapi tidak dengan tangis. Sakit.
Sunday isn't easy.

Sakit.

Satu waktu, waktu saya harus menahan rahang keras-keras. Menguatkan dinding bendungan biar tangis tidak pecah. Oleh ingin yang sudah dijanjikan bakal dikabulkan, tapi nyatanya tidak. Malah tergantikan dengan perlu punya yang lain.

Sakit.

Saturday, May 5, 2012

Self-faker.

Tentang hidup.

Jangan sia-siakan hidup. Karena tidak ada yang bisa keluar dari hidup hidup-hidup.

Patah. Saya patah hati.

Jujur saja, belum lama hati saya jatuh ke kata-katanya. Tapi ada tidak rela di dalam saya, yang tidak bisa melihat ke matanya tanpa perantara. Vesely, John Joseph.

First one, on may.

Entah, atas apa ini semua. Tapi saya kangen orang-orang lama. Bukan, bukan orang-orang dengan digit lebih sedikit pada tahun lahirnya. Orang-orang dalam riwayat hidup saya yang lampau. Kata orang, kangen itu lebih jujur dari rindu.

Thursday, April 5, 2012

Petrichor.

Aku sudah lama berhenti menjadi penari dalam hujan. Kata ibu, perempuan besar, tidak main hujan. Kata ibu, aku sudah besar. Aku pindah profesi. Aku jadi penyanyi di bawah hujan, kini. Tak berbayar, maka itu lagu yang keluar bukan lagu-lagu besar ciptaan maestro kondang yang kunyanyikan dengan benar. Nadanya tak jelas berpijak ke tangga bernomor urut berapa. Siapa coba, bisa menarikan pita tenggoroknya yang gemetar berpeluk dingin, dengan langkah-langkah benar? 

Maret sudah habis kontrak. Lapaknya di kalender sudah diduduki oleh yang lain. Kalau maret tak lagi punya simpanan hari, menurut ibu guru di sekolah dasar, hujan ikut tak datang lagi.  Cuma hujan, datang ke bumi bakal lebih cepat dari maret. Oktober nanti datang membawa hujan. Oktober nanti aku kembali menyanyi. Dalam hujan.

Untuk kamu tahu, aku tak jatuh pada cinta punya hujan. Meski masih, satu-dua waktu, aku rindu menari di hadapnya. Aku jatuh oleh pesona yang dibawanya. Petrichor. Aku tak pernah benar-benar melihat rupanya. Yang aku temu, cuma wangi yang melekat di tubuhnya. Aku tak pernah benar-benar mengenalnya.

***

Awan bergulung menebal, meneguk cairan berpigmen abu. Angin ikut menari menyambut hujan sore ini, mengajarkan iramanya ke satu-dua benda yang tidak terikat di tangan pemiliknya. Tik. Tik. Tik. Anak-anak hujan datang, tak sabar menyebut rindu ke kulit bumi, saling kejar. Seperti tak lagi dapat dukungan, matahari menyembunyikan bentuk dari hingar ini. Dan kamu, lagi-lagi seperti menjemputku untuk kembali menari.  

Tidak sekarang, tapi. Mungkin nanti. Hujan belum datang dengan siklus yang benar.

Abu-abu.

Tapi satu, perempuan dengan rok abu-abu. Atau perempuan mana pun, saya punya satu. Meski perempuan tak selalu mampu melakukan ini-itu, tidak seharusnya kalian tenggelam dalam biru oleh Biru-Birumu. Hidup dan dunia tidak hilang begitu saja dengan hilangnya Biru. Mimpi masih terlalu tinggi, bila berhenti pada Biru yang satu.

Monday, April 2, 2012

Won't dance. I'm singing in the rain.

I'm singing in the rain
Just singing in the rain
What a glorious feeling
I'm happy again

I'm laughing at clouds
So dark up above
The sun's in my heart
And I'm ready for love
For love

Let the stormy clouds chase
Everyone from the place
Come on with the rain
I've a smile on my face

I'll walk down the lane
With a happy refrain
Singing, singing in the rain
In the rain.

I'm singing in the rain
Just singing in the rain
What a glorious feeling
I'm happy again

I walk down the lane
With a happy refrain
I'm singing, singing in the rain
In the rain
In the rain

Jammie Cullum

Friday, March 30, 2012

Aku ingin bersama selamanya.

Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi bersatu
Dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat, lidah kita menyatu
Maka setiap apa yang terucap
Adalah sabda pandita ratu
Di luar itu pasir
Di luar itu debu
Hanya angin meniup saja lalu hilang
Terbang tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu
Maka duduk saja, maka akan kita bawa
semua
Karena kita adalah satu


Unknown

Thursday, March 29, 2012

Wednesday, March 28, 2012

Ya, seperti kata @karizunique. Pikiran selalu lebih luas dari langit.
Seperti punyaku.
Bisa saja jadi selebar Antartika, waktu satu yang di dalamnya menelusup ke celah yang lain.

Thursday, March 22, 2012

Bicara panjang. Panjaaaaaaaaang, sampai ke hutan.

Bicara panjang, sampai habis waktu berjam-jam itu menyenangkan.
Dengan satu, yang bisa saja siapa saja. Benar, siapa saja.
Tentu, tentu satu yang tidak ada tentangnya.
Karena bagaimana bisa, bila saling tentang kemudian habis waktu untuk berapa bincang?

Tahu, hal paling menyenangkan dari bicara panjang? Buatku, melanglang dan membawa lari suatu hal.
Ya, melanglang. Karena aku selalu dapat hal baru usai berbicara panjang. Seperti habis menggali, dan menemu dunia baru.
Ya, membawa lari suatu hal. Karena aku selalu membuat hilang satu hal yang dibicarakan, mengganti dengan hal yang baru. Dalam waktu yang tidak panjang.

Semuanya menyenangkan, bukan?

Kecuali pada bagian sudah-bicara-panjang-lebar-kesana-kemari-lari-ke-hutan-belok-ke-pantai-lalu-pecahkan-gelasnya-tapi-ternyata-diabaikan.
Yang ini tidak menyenangkan.

Monday, March 19, 2012

Saturd.

Lantas mengapa menggambariku mimpi - mimpi tinggi, bila ketidaksetaraan yang masih diaturi?

Sunday, March 18, 2012

Kalau saja. Sebatas itu.

Kalau saja ya, berkoar dan mengumbar di bidang ini lebih mudah. Dibanding menitikkan kata di kertas bergaris. Hidup mungkin tidak serumit itu.
Bukan?
Tapi satu macam apa yang mampu begitu? Yang bisa menjadikan gelapnya, materi berbagi kisah para yang lain.

Di sini lebih mudah menyebar kode.

Seperti ini.

Saturday, March 10, 2012

Bahkan mereka lalu aku.

Bahkan mereka tidak nyaman dengan nyamannya. Lalu aku? Ah, anggap saja nyaman dengan tidak nyamannya.

Heryah!

When the midterm test's over. Over!

Saturday, March 3, 2012

Am I an Astronaut?

Can anybody hear me?
Am I talking to myself?
My mind is running empty.
In the search for someone else.
Who doesn't look right through
me
It's all just static in my head.
Can anybody tell me why I'm
lonely like a satellite?

SP's.

Friday, March 2, 2012

Zarry Hendrik's.

Di jendela yang masih basah di sesaat
setelah rintik-rintikan awan reda, kutulis
namamu dengan menyeretkan satu jariku
perlahan-lahan. Entahlah, sepeninggalanmu
aku jadi gemar melakukan hal-hal unik, yang
bisa aku tulis terus menerus.


http://zarryhendrik.tumblr.com

Thursday, March 1, 2012

Patah hati, lagi? Bukan. Bahkan tidak terbentuk, bagaimana patah?

Angka digital di sudut layar sudah membentuk 21 setelah 22. Waktunya tidur, seharusnya. Sayang, tiga 24 jam ini perlu waktu lama untuk itu.

Bukan. Bukan atas patah hati aku seperti ini. Apa coba yang membuat patah? Seperti kata mereka, bukan? Sendiri itu, tidak perlu memindah langkah. Terlebih hatinya bertemu patah.

Cuma seperti ada yang hilang, kau tahu? Bukan, bukan patah hati, aku bilang. Hilang. Aku berhenti menelan sejumlah perkara, aku masih tetap mencoba berhenti menutup pintu hatinya rapat-rapat. Membuang kuncinya jauh-jauh, dalam-dalam di pedalaman. Tapi, ya, aku kembali ke kebiasaan lama.
Setiap hal seperti tidak perlu peduli.
Seperti kehilangan, ditinggalkan.
Atau kesepian?
Tapi atas apa pula siapa coba?

Berhenti. Nanti mati.

Jangan. Jangan pernah
sekali terlebih dua, menelan
perkara dalam-dalam. Tanpa
dimuntahkan. Itu mencipta bom
waktu. Mati konyol.

Zarry Hendrik's.

Terkadang, ya, kesabaran adalah kekuatan
menahan sesuatu yang berat, yang tidak
hanya rasa rindu, rasa ingin, tetapi juga rasa sakit.

Monday, February 27, 2012

Frente's.

Whenever I get this way, I just don't know what to say.
Why can't we be ourselves, like we were yesterday?

Once Upon a Love.

Tak ada yang bisa melakukan sebaik dirimu. Pertahananku begitu rapuh akan pesonamu. Potongan-potongan kejadian indah berlompatan, menyesaki benakku dengan imaji dirimu; dari caramu membuatku tersipu, tatapan dalam langsung ke arahku, sampai kata-kata manis yang kuingat selalu.

Merindukanmu membuatku sempat lupa kenapa aku harus melupakanmu. Kau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kekasih yang tak pernah ku miliki. Kau memori yang harusnya kusimpan di dalam kotak dan kubuang jauh-jauh.

Dan di suatu hari tak terduga itu, aku tersenyum dan menangis pilu karena dirimu.


Aditia Yudis.

Sunday, February 19, 2012

Saya patah hati, lagi.

Hampir dua kali 365 hari, mungkin, tapak kaki saya tidak mencapai tempat ini.
Di masa lalu, saya jatuh cinta, lalu patah hati akan tempat ini.
Masih sama. Gedung dan bangun, tiada ada perubahan. Hanya tulis dan dekor, yang terpampang rapi.
Pula muka-muka, yang dulu satu waktu datang ke sini.

Tahu? Di dalam telinga seperti ada bisik-bisik lagi. Untuk jatuh ke tempat ini.
Bayang-bayang harap, datang lagi.
Tahu, bangun apa yang menempel di sini? Ya, yang itu.
Dan tahu? Saya cuma mau tidak peduli.

Saya patah hati, lagi.

Saturday, February 18, 2012

Meracau, kacau.

Bukan mau mencipta kotak-kotak kubikel pembeda, tapi sudah tercipta entah oleh siapa di kepala.
Bukan saja tercipta, sampai-sampai aku menangkap di mata. Dan ikut merasa, bila ada.

Mayor, yang memang mayor.
Minor, yang selalu jadi minor.
Mayor, yang minor.
Dan minor, yang jadi mayor.

Ya, saya melihatnya. Saya juga mencipta istilahnya, maka itu tidak banyak satu bisa mengerti maksudnya.
Ya, saya ikut merasa. Jadi salah satu dari empat yang di sana.
Tidak, saya tidak mau bilang yang mana.

Kata, pikir, persepsi, sudut pandang.
Pelicin perjalanan, mungkin. Tapi bisa saja jadi hambatan. Sugesti sendiri, kadang duri.

Bosan. Bosan aku akan itu.
Seperti, aku bosan dengan masaku sekarang.
Seperti, aku bosan dengan situasi di hadapku sekarang.

Beda, perbedaan.

Thursday, February 16, 2012

Mendengar itu, sekali waktu perlu.

Dari seorang teman, mendengar kata orang itu, sekali waktu perlu.


Kata pak Mario, kita tidak seharusnya selalu mempertanyakan keputusan Tuhan. Karena dengan itu, tidak satupun hal terselesaikan.

Kalau kata kakak saya, jangan selalu berjalan melingkar di zona nyaman. Berhenti di jalur itu, di satu titik. Berpindah, ke garis yang belum sekali kita capai. Cari bahagia di sana.

Kalau kata ibu saya, mimpi dan masa depan itu punya saya sendiri. Ibu dan bapak dan kakak dan adik dan yang lain cuma menggandeng dan yang akan ikut bahagia, bila saya bertemu suka cita nantinya. Jadi sekarang ada di dalam saya, penentu bahagia saya dan ibu dan bapak dan kakak dan adik dan yang lain.

Kalau kata Syifa, jangan berhenti mengucap pinta dan adu ke Tuhan, Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita.

Kalau kata Rista dan mama atau kakaknya, jangan meminta kita seperti yang lain. Jangan berharap kita punya setiap hal yang dipunya yang lain. Karena untuk bahagia, kita tidak perlu membandingkan punya kita dan yang lain. Kita cuma perlu berterima kasih atas apa yang kita punya.

Kalau kata mbak Nissa, lebih baik sejak jauh-jauh hari saya galau atas masa depan. Dibanding nanti, ketika waktu saya harusnya saya pakai menjejal-jejalkan materi ke kepala.


Mungkin mereka, beberapa kata dari yang lain yang saya sudah lupa, dan beberapa hal di kiri-kanan saya, pula Totto-chan punya Tetsuko Kuroyanagi di usia 6 yang sampai-sampai membuat saya dikata terlampau cepat dewasa oleh kakak saya.
D, 16/2/12, 21:36.

Senja, senja.

Senja, senja.
Sudah tiba?
Kembali lebih pagi dibopong air langit, bukan?
Senja, senja.
Bersama dia?
Bayangnya meluntur, sejak basah mendekap bumi.


D, 4/2/12, 8:53pm.
ps: Ini tertinggal, semoga pula terakhir.

Bagaimana dengan yang sudah terjadi?

Mario Teguh pernah bilang; apabila kita terus mempertanyakan keputusan Tuhan, kita tidak akan menyelesaikan apapun.
Tapi bagaimana dengan mempertanyakan yang sudah terjadi, yang kita cipta sendiri. Apa masih menahan setiap yang ingin diselesaikan?

16.2.12

Dan, ya, Vin. Aku mengerti, bila harusnya aku mengerti aku dulu. Bukan mencipta dan merasa ini itu dahulu.

Thursday, February 9, 2012

Ada. Akan ada satu yang begitu, di luar sana.

Ada yang diam-diam mendoakanmu, dalam-
dalam. Percayalah.
Ada yang dadanya terasa berat dan kau tak
pernah tahu, saat kau tak tertangkap
matanya beberapa waktu.
Ada yang mengembangkan sesimpul
lengkung di bibirnya, di balik punggungmu,
malu-malu.
Ada mata yang berbinar sempurna dalam
tunduk sipu, tiap kau sebut sebuah nama,
miliknya.
Ada yang mengharap pertemuan kedua,
setelah matamu mendarat di matanya, tanpa
aba-aba.
Ada yang tak pernah berhenti mencatat.
Sebab, setiap kalimatmu adalah peta. Ia tak
mau tersesat.
Ada yang tak pernah melepas telinganya dari
pintu. Menunggu sebuah ketukan darimu.
Ada yang memilih terduduk saat jarakmu
berdiri dengannya hanya beberapa kepal.
Lututnya melemas, tiba-tiba.
Ada yang pernah merasa begitu utuh, setelah
kaki-kaki menjejak jauh darinya. Sekarang,
runtuh.
Ada yang diam-diam ingin disapa olehmu.
Percayalah.


Andi Gunawan, a.k.a @ndigun's.

Saturday, February 4, 2012

"When a father gives to his son, both laughs; when a son gives to his father, both cries."
-William S
I'm not giving up, then.












"Everything has beauty, but not everyone sees it."
-Confucius
Anomali macam apa coba? Aku, mendapati aku sudah kembali ke masa lalu.

Friday, January 27, 2012

Dua, dua kali. Satu. Empat, tiga kali.

Mungkin 8.00.

Datang. Ya, datang. Dengan hitam-hitamnya, ya, seperti dulu, terakhir aku melihatnya. Sama. Bagaimananya juga. Seperti abu. Tiba-tiba ada, menyebar oleh kata. Datang. Segan, mungkin, ya. Datang, setelah lama menghilang. Tidak berkabar. Atau, malu? Pakai dua telapakmu, tutupkan ke tiap jengkal kulit wajahmu. Jangan lupa, pejami pula dua matamu.

Tidak ada. Tidak ada sapaan, pula omongan. Diam. Ke aku, tentu saja.

Mungkin 10.30.

Dia yang dulu, kelihatan lagi. Dia masih bergidik, bertatap pada yang kerap aku sebut lucu. Lucu, apa coba yang membuat makhluk kecil ini ditinggal lari.

Embun hampir jatuh, dia menemu aku di tepian jalan beraspal. Pula kolam. Bukan, bukan cuma aku. Kami, sebenarnya. Masih kaku, ke aku. Lalu muncul lagi, dia yang dulu. Tawa nakalnya, sekarang di depanku, rindu. Ya, aku rindu. Meski tak pernah jadi satu.

H. 4,21.

Hello, I'm D. Yes, D. I prefer D than A.
It's my first, after a long while, rite?
Missing me, eh?

The words were disappeared from my head.
Just wait, 'till they're coming back, k? :))))

Friday, January 20, 2012

8: 18.

"It's 20.1.12, right? Today's the last day, right? Good luck, hey you there, for the result. ☺"

No. Nothin.

Tweet ID: blablablablablablabla.
There is no way to undo this action.
The DM will be deleted from both the sender's
outbox and receiver's inbox.

Also deleted from memory, eh?

Tuesday, January 10, 2012

10.1.12, 8.08

Halo, kamu. Mencariku, di sini?
Ah, tidak. Aku tiada hilang terlebih menghilang. Aku, kehilangan.

Monday, January 9, 2012

A-ba-i-kan.

"Good 9.1.12 morning! Good luck, hey, you there!☺"

Sudah, bukan? Itu yang dari aku. Oh, sama-sama.

Sunday, January 1, 2012

Abaikan. Aku saja tidak mengerti.

Halo. Ini masih beberapa waktu sebelum tahun baru, dan saya sudah sembunyi. Dengan selimut bergaris, dengan bantal, dengan guling. Dari riuh-ramai di luar sana. Ya, tanpa bertemu visual, cukup mencipta semacam ketakutan di kiri-kanan. Terlebih dengan kondisi seperti ini.

Tidak tahu.
Saya tidak tahu apa yang terjadi atas aku.
Yang saya mengerti sekarang hanya saya perlu menangis. Atau tertawa. Atau bercerita ke manusia lain, yang mengerti.

Aku tidak tahu.
Ada sesuatu yang salah dalam aku, atau setiap hal memang tiba-tiba menjadi datar.
Mungkin cuma aku, yang menganggap tayangan hiburan tadi, setiap orangnya berubah sama sekali.
Atau memang, kemampuan dunia mengubah rasa sesak menjadi tangis, berkurang menjadi habis.

Halo, dunia.
Tidak tahukah ada ngeri muncul di sini? Tidak bisakah berhenti memperbesar kadarnya pada aku?

Terlambat, dunia sudah berputar. Ah. Halo, 2012. Halo, hari minggu. Halo, 1 Januari. Aku pamit pulang.