Sunday, October 2, 2011

Mungkin yang paling penting.

"Yang kau inginkan, tak selalu yang kau butuhkan. Mungkin memang yang paling penting." dengan perasaan gamang, aku menyenandungkan. Sambil terduduk di bangku taman, menerawang jauh menembus jungkat-jungkit dan perosotan yang diperebutkan jubelan orang. Isi kepalaku meninggalkan raganya yang disentuh-sentuh udara.

"Halo, sendirian?"
"Iya. Mau duduk? Duduk aja."
"Deo."
"Rila."
"Sengaja atau terbawa inih?"
"Hm?"
"Haha, patah hati ya, non? Ngelamun aja."
"Urusan kamu?"
"Bukan, tapi emang bener sih lagu kamu tadi."
"Lagu?"
"Yup, yang kamu inginkan tak selalu yang kamu butuhkan. Cinta yang kamu rindukan belum tentu yang kamu butuhkan, non."
"Dih!" pergi. Bersama tas jinjing dan gelas plastik bersisa kopi panas, aku pergi meninggalkan dia.
------------------------------------
Jauh melewati memori bertukar nama di bangku taman yang, ah ingin rasanya aku melempar sesuatu ke wajah Deo bila ingat akan katanya.
Kini aku jatuh cinta.
Benar apa katanya, dia yang sekarang aku genggam tangannya, cinta yang aku rindukan belum tentu yang aku butuhkan.

No comments:

Post a Comment