Wednesday, October 5, 2011

Ibu guru yang berpakaian warna-warni itu.

Berlari, mengejar anak lelaki yang sengaja menarik sebelah kuciranmu. Jadi tidak seimbang yang kiri dan kanan.
Tertawa, bahkan terbahak. Ketika ibu guru berpakaian warna-warni itu menggelitik perut dan tengkukmu.
Menangis, menenggelamkan kepala di jangkauan kedua tangan di atas meja. Di keramaian, di hadapan teman-teman.
Menjadi sok jagoan, dan ganti memaksa tangis dan jeritan keluar. Merebut ayunan, jejungkitan, dan perosotan yang telah berkepunyaan.

Tuhan, tidakkah itu semua menyenangkan?
Memiliki teman yang akan berseru "Hei, kenapa menangis? Aku? Maaf.", menundukkan kepala dan mengiba.
Saling berteriak atas bangku ayunan yang dapat terbang, sampai-sampai ibu guru menggeret salah satu dari kami.
Dan menyatakan perasaan dengan cara yang menyenangkan, seperti sengaja menggeret ujung pakaian atau saling menggoda dan mengadu.
Oh, benar Tuhan! Segala itu menyenangkan!
Tiada bisakah aku sekali saja bermimpi, kembali, dan memperbaiki isi hati yang terlanjur patah ini?

No comments:

Post a Comment