Thursday, April 2, 2015

Uhm, hai.

Bukan mau bicara banyak-banyak, karena saya masih terjebak di kenyataan dan bayang-bayang oppa.
Barusan saya habis berputar-putar dari twitter, ask.fm, youtube, bahkan facebook. Saya kebingungan, saya butuh bacaan /atau tontonan/ tapi saya masih terlalu malas mengambil buku-buku yang tertumpuk di lemari. Atau untuk membaca handout kuliah, materi uts minggu depan. Iya saya ada ujian minggu depan nanti. Doakeun. :")
Lalu.. kembali pada saya kebingungan dan butuh bacaan. Saya baru kepikiran, dan ingat kalau selama ini saya punya blog. Blog yang sudah tidak pantas saya aku sebenarnya, sejak tidak tersentuh kecuali september tahun lalu. Sejak tidak banyak berubah dalam dua tahun ini. Iya, saya lupa kalau punya blog :< jahat ya. Maafkan, saya tidak punya bahan nyampah sejak lupa dari Biru :") Biru :") apa kabar kamu, Ru? Eh tapi saya sudah berhenti menyimpan Biru dalam hati, sekarang saya punya Hijau :>

rambutnya hijau, iya itu hijau. peletnya baru kuat-kuatnya sejak beberapa bulan terakhir. dipasang di rambut sepertinya. (cr. charmander)

Sesungguhnya sampai di tombol enter sebelum kalimat ini, saya masih kebingungan mesti menulis apa. Dan lagipula, saya tidak pernah menulis hal macam ini di sini. Yang saya bicarakan cuma Biru, dan segala kalimat menye yang saya tulis buatnya. Ini pertama kalinya! Kasih saya selamat, siapapun :")

.......ini saya masih bingung mau nulis apa.

Mungkin kalau ada yang tiba-tiba ingat saya punya blog dan datang ke sini ((kalau ada)) siapapun itu akan bilang /ini anak kenapa muncul lagi nulis beginian pula curhat kali ya/ ya. Iya kok saya mau curhat. Saya tidak tahu kenapa, tapi saya jadi overly sensitive hari ini. Disenggol sedikit sakit hati. Tuhan maafkan, udah tua masih tidak bisa jaga hati :" tapi iya, tadi saya sakit hati perkara masalah sepele di kampus. Lalu kata seorang teman /pms kali gitu mah/. Bisa jadi. Tapi sayangnya saya tidak sedang ada pada masa itu. Mungkin ada sesuatu yang salah dengan kepala dan perasaan saya, sejak lama.
Bukan itu sih, saya mau bilang, saya masih menuliskan 'menulis' sebagai hobi di segala formulir yang memberikan kolom hobi. Nyatanya saya sudah tidak pernah menulis lagi. Menulis as in menulis seperti ini, bukan menulis di lembar kerja laporan praktikum atau menulis materi kuliah di binder yang sudah abu-abu kena debu itu. Jauh sebenarnya, dari punya hobi menulis. Selama ini saya cuma menuliskan apa yang ada di kepala, saya tidak pernah bisa menulis dalam struktur yang terarah. Saya tidak bisa menulis fiksi, karena pada akhirnya saya tidak bisa menemukan akhir untuk tulisan tersebut. Tidak perlu bilang dua kali, saya juga tahu tulisan ini tidak punya arah.
Beberapa tahun lalu saya punya satu teman ini /sekarang masih berteman, cuma sudah tidak bertemu sejak tahun lalu/ yang selalu bilang bahwa, orang seperti kita (dia dan saya) menulis memang buat pelarian. Melarikan diri dari kenyataan, yang tidak bisa kita buat sendiri. Jadi, kalau kamu (saya) berhenti menulis, mungkin kamu sudah bisa berteman baik dengan kenyataan. Kamu nyaman dengan kenyataanmu. Begitu katanya. Saya sendiri selalu mengiyakan kata-kata itu, kecuali pada pernyataan terakhir yang bilang bahwa seseorang akan berhenti menulis ketika dia nyaman dengan kenyataannya. Tidak. Saya masih bermusuhan dengan kenyataan. Kenyataan terlalu jahat, bahkan buat ditulis di sini.
Kenyataan banyak mempermainkan saya sejak berapa bulan terakhir. Sejak yang itu, itu, itu, dan itu yang lain lagi. Saya nggak mau curhat tentang masalah saya di sini kok, jangan takut baca sampahan saya :"). Tapi saya sudah berhenti jauh sejak masalah belum tertarik untuk mempermainkan saya sih. Segala hal dari malas, tidak sempat, tidak punya bahan, dan lain-lain pernah saya jadikan alasan kenapa saya tidak menulis lagi. Hingga saya membuka blog lagi sejak berhenti menangis beberapa waktu tadi, mungkin saya harus kembali menulis lagi. Untuk menguatkan hati dan mengingatkannya bahwa ia masih punya kepala, untuk saya belajar lagi bagaimana menulis dengan struktur yang tertata, dan mungkin untuk mencatat segala apa sampai saya menemukan akhir bahagia. Tidak seperti setiap fiksi saya yang bahkan akhiran saja tidak punya. Ya walaupun saya tidak benar-benar percaya pada akhir yang bahagia.

.....tadi saya kepikiran sesuatu untuk dituliskan di akhir, tapi kemudian saya lupa. Bah.

Beneran lupa. Ya sudah lah ya. 23:03, sejak 22:18 saya mulai menulis ini semua.