Maafkan aku, yang sempat mempertanyakan eksistensi akan Tuhan. Tapi dari kalimat pepatah yang katanya adalah benar, aku belum banyak melihat kebenaran terjadi. Aku. Sekali lagi, aku.
Satu-satu bayangan pengiringku menjelas, menyentuh impi dan angan mereka. Meninggalkan aku pada keadaan yang belum berpindah. Maju pun mundur.
Aku ingin merasa juga, bagaimana terbang melayang menuju awan-awan di langit luas. Menyibakkan mereka, dari angkasa yang menampilkan aku di sana. Sama. Bahkan lebih.
Sejauh ini, yang diberikan kepadaku, kami semua diciptakan sama.
Dan masing-masing sudah dibagi benih-benih yang berjodoh bagi mereka.
Seharusnya begitu juga aku.
Mereka memiliki kesempatan, dan hasil atas peluh mereka memenuhi lingkaran kesempatan.
Dan seharusnya begitu juga aku.
No comments:
Post a Comment