Thursday, February 16, 2012

Mendengar itu, sekali waktu perlu.

Dari seorang teman, mendengar kata orang itu, sekali waktu perlu.


Kata pak Mario, kita tidak seharusnya selalu mempertanyakan keputusan Tuhan. Karena dengan itu, tidak satupun hal terselesaikan.

Kalau kata kakak saya, jangan selalu berjalan melingkar di zona nyaman. Berhenti di jalur itu, di satu titik. Berpindah, ke garis yang belum sekali kita capai. Cari bahagia di sana.

Kalau kata ibu saya, mimpi dan masa depan itu punya saya sendiri. Ibu dan bapak dan kakak dan adik dan yang lain cuma menggandeng dan yang akan ikut bahagia, bila saya bertemu suka cita nantinya. Jadi sekarang ada di dalam saya, penentu bahagia saya dan ibu dan bapak dan kakak dan adik dan yang lain.

Kalau kata Syifa, jangan berhenti mengucap pinta dan adu ke Tuhan, Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita.

Kalau kata Rista dan mama atau kakaknya, jangan meminta kita seperti yang lain. Jangan berharap kita punya setiap hal yang dipunya yang lain. Karena untuk bahagia, kita tidak perlu membandingkan punya kita dan yang lain. Kita cuma perlu berterima kasih atas apa yang kita punya.

Kalau kata mbak Nissa, lebih baik sejak jauh-jauh hari saya galau atas masa depan. Dibanding nanti, ketika waktu saya harusnya saya pakai menjejal-jejalkan materi ke kepala.


Mungkin mereka, beberapa kata dari yang lain yang saya sudah lupa, dan beberapa hal di kiri-kanan saya, pula Totto-chan punya Tetsuko Kuroyanagi di usia 6 yang sampai-sampai membuat saya dikata terlampau cepat dewasa oleh kakak saya.
D, 16/2/12, 21:36.

No comments:

Post a Comment