Saturday, December 10, 2011

Mengertilah. Dengan atau tanpa hal yang aku tulis ini.

Ini perasaanku, atau sekitar memang menjadi lebih sesak?
Dipenuhi hal-hal menyedihkan.
Dipenuhi kesepian yang, ah, kenapa ramai sekali di sini?
Hei, ini benar sepi, bukan? Kenapa bukan hening yang masuk ke pusat kepalaku? Berapa lama sepi mulai mengeluarkan bunyi?

Aku ada di ujung tempat tidur dengan sekali-dua melihat dan berharap layar akan memunculkan sesuatu, kala huruf-huruf ini mulai berbaris. Mulai mencari urutan tepat menyampaikan isi kepalaku, yang harusnya aku bisa tunjukkan sendiri. Seorang pengecut masih diam, di dalam aku. Dan telingaku masih tersumpal gulungan kesepian.

Belum, belum habis 50 jam aku mendapatimu. Lalu bagaimana aku bisa menjadi ini? Kau tahu? Semacam terlalu berharap. Yang kemudian pikiranku kecanduan harap. Dan sekarang hilang. Harap milik kepalaku hilang. Kamu.

Ke mana saja? Aku tiada bisa menemukan bekas pijakanmu. Atau, terlalu sibuk untuk kembali. Sekedar melihat aku, mendengarkan bagaimana hariku? Tidak bisakah, sekedar menyampai sapa?

Ah, aku tahu, aku terlihat terlalu lemah di sini. Berharap, kehilangan, bertanya, meminta. Aku minta kamu garis bawahi kekataku, seorang pengecut sedang datang di aku.
Terlebih untuk memulai terlebih dahulu. Terlebih untuk benar-benar terlihat tengah mencarimu.
Kembali, ya? Atau pinta aku untuk benar-benar meminta kamu untuk kembali. Pinta ke aku.

No comments:

Post a Comment