Saturday, December 17, 2011

Ini aku, yang dipupuskan harapannya.

Senja hampir habis tergigit pekat. Kalau nanti bertemu gelap di ujung sekat, itu aku. Terlanjur kaku dan mengabu. Terlalu lama dibiarkan terjaga di tepi pintu. Siapa mengerti ada satu yang kembali. Hanya kamu tak mengerti, hanya kamu belum mengerti.

Kamu tahu? Tak hanya sekali-dua aku tertangkap layu, menanam harap pada layar ponsel. Melihatkan namamu.

Lalu. Memang. Sebuah nama. Tapi bukan kamu. Yang ada di ujung harap.
Halo, tidakkah kau melihatku? Ini aku, yang dipupuskan harapannya. Oleh tak hanya satu. Oleh tak hanya kamu.

No comments:

Post a Comment