Friday, January 27, 2012

Dua, dua kali. Satu. Empat, tiga kali.

Mungkin 8.00.

Datang. Ya, datang. Dengan hitam-hitamnya, ya, seperti dulu, terakhir aku melihatnya. Sama. Bagaimananya juga. Seperti abu. Tiba-tiba ada, menyebar oleh kata. Datang. Segan, mungkin, ya. Datang, setelah lama menghilang. Tidak berkabar. Atau, malu? Pakai dua telapakmu, tutupkan ke tiap jengkal kulit wajahmu. Jangan lupa, pejami pula dua matamu.

Tidak ada. Tidak ada sapaan, pula omongan. Diam. Ke aku, tentu saja.

Mungkin 10.30.

Dia yang dulu, kelihatan lagi. Dia masih bergidik, bertatap pada yang kerap aku sebut lucu. Lucu, apa coba yang membuat makhluk kecil ini ditinggal lari.

Embun hampir jatuh, dia menemu aku di tepian jalan beraspal. Pula kolam. Bukan, bukan cuma aku. Kami, sebenarnya. Masih kaku, ke aku. Lalu muncul lagi, dia yang dulu. Tawa nakalnya, sekarang di depanku, rindu. Ya, aku rindu. Meski tak pernah jadi satu.

No comments:

Post a Comment